Medan | GeberNews.com – Sanggar Pelita, sebuah wadah pendidikan non-formal yang terletak di bantaran Sungai Deli, terus bertransformasi dalam mengembangkan kreatifitas dan minat belajar anak-anak setempat. Sejak didirikan pada 11 Oktober 2020, sanggar ini telah menjadi tempat pembelajaran alternatif bagi 65 anak berusia 7 hingga 13 tahun, sebagian besar berasal dari jenjang Sekolah Dasar (SD).
Menurut Teuku Muhammad Taslim S.M., pendiri Sanggar Pelita, sanggar ini muncul dari kepedulian terhadap pendidikan anak-anak yang berada dalam kondisi kurang beruntung. Taslim menekankan pentingnya peran pendidikan sebagai pondasi masa depan bangsa, sejalan dengan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 Ayat 1 yang menjamin hak setiap warga negara untuk mendapatkan pendidikan.
Namun, perjalanan Sanggar Pelita tidaklah mudah. Di tahun keempat, sanggar ini dihadapkan pada berbagai tantangan, mulai dari keterbatasan relawan hingga pendanaan dan pengembangan program. Taslim menyebutkan bahwa saat ini ada 41 relawan yang aktif, namun jumlah tersebut belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sanggar.
Halimul Hakim Nasution, Ketua Sanggar Pelita, menyampaikan bahwa semangat anak-anak menjadi motivasi terbesar bagi para pengurus untuk terus menjalankan program. Selain memberikan edukasi, sanggar juga menyediakan kegiatan praktis seperti outbound yang memungkinkan anak-anak untuk mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari.
Di akhir wawancara, Hakim berharap bahwa melalui Sanggar Pelita, anak-anak di bantaran Sungai Deli dapat menggapai masa depan yang lebih cerah, khususnya dalam bidang pendidikan.
(Tim 100)