

Medan | GeberNews.com – Mahasiswa Universitas Darma Agung (UDA) menyampaikan keresahan terkait dualisme yayasan yang tidak kunjung tuntas. Mahasiswa sangat sedih karena untuk masuk ke lingkungan kampus saja harus melalui proses ketegangan dan perdebatan yang melelahkan

“Seperti hari ini kami sempat tidak diizinkan masuk ke lingkungan kampus kami sendiri. Kami sangat sedih, selalu harus melalui proses debat dan ketegangan baru bisa masuk kampus” kata sejumlah mahasiswa kepada wartawan, Senin (6/10/2025) pukul 08.30 WIB.
Mahasiswa mengatakan, mereka sudah melakukan berbagai upaya agar konflik yayasan ini segera berakhir. Sebab, jika konflik ini terus berkepanjangan kami mahasiswa yang paling menderita. Karena itu, secara tegas mahasiswa meminta kepada semua elemen yang terlibat dalam penyelesaian konflik UDA, seperti Kemendikristek, pengadilan, dan Menkumham secara arif dan bijaksana segera mempercepat menyelesaikan persoalan dualisme yayasan UDA ini.
“Semua elemen yang terlibat dalam penyelesaian konflik UDA tidak berpihak dalam mengambil keputusan. Semua harus sesuai dengan aturan yang benar,” tegas mahasiswa. Jika tidak, maka konflik ini tidak akan pernah benar-benar tuntas. “Jika ini yang terjadi kami juga yang menjadi korban,” kata para mahasiswa silih berganti.
Para mahasiswa sangat menyayangkan, adanya pergantian ketua yayasan dan rektor di tengah jalan. Karena ini cikal-bakal pemicu utama konflik ini berkepanjangan. Semakin memanasnya konflik dualisme kepengurusan yayasan membuat para mahasiswa semakin cemas. Karena itu, para mahasiswa mendesak seluruh ahli waris yayasan UDA turun tangan menyelesaikan konflik yayasan ini.
mengeluarkan putusannya.
Kemudian, para dosen diharapkan tidak terlibat terlalu jauh, apalagi sampai berpihak atau melakukan manuvers ini hanya menambah konflik yang berkepanjangan. Disamping itu, juga para alumni berharap para ahli waris segera turun tangan, karena memiliki kewenangan mutlak dalam penyelesaian konflik dualisme yayasan UDA ini.
Lebih jauh, alumni mengungkapkan kekecewaannya terhadap pemangku kebijakan terkesan membiarkan konflik ini berlarut-larut. “Kasian sekali adik-adik mahasiswa. Karena keserakahan, mahasiswa yang jadi korban,” kata sekretaris Alumni Alexander Gulo bersama Ketua Keluarga Besar Ikatan Alumni FKIP UDA Medan Gustapet Sembiring.
Katanya, mereka tidak peduli siapa pun yang menjadi pengurus, yang terpenting adalah pengangkatan sesuai mekanisme yang berlaku. Kisruh di yayasan ini telah menyebabkan situasi yang tidak menentu, termasuk penunjukan dua rektor di UDA. Akibatnya, mahasiswa menjadi korban.
Sementara itu, pantauan wartawan, Senin (6/10/2025), pagi akses utama ditutup, sejumlah dosen, pegawai dan mahasiswa UDA terlantar tidak bisa masuk ruangan.,
Menurut mahasiswa, akses masuk kampus ditutup diduga atas perintah HNK.
“Dari pengakuan security, mereka menutup akses masuk kampus atas perintah atasan mereka yakni diduga HNK. Akibatnya kami mahasiswa UDA Medan terlantar,” terang mahasiswa,
Akses masuk ke kampus ditutup total, menyebabkan aktivitas mereka terhambat. Penutupan gerbang utama kampus mulai terjadi sekitar pukul 07.45 WIB. Petugas keamanan yang berjaga melarang para civitas akademika masuk, dengan alasan menjalankan perintah atasan. Setelah melalui dialog dan ketegangan, para dosen, pegawai, dan mahasiswa akhirnya diizinkan masuk, pada pukul 09.30 WIB
Para mahasiswa mengingatkan, agar kedepan jangan ada lagi penutupan akses masuk ke lingkungan kampus.”Masak kami terlantar di kampus kami sendiri, kami minta pihak HNK tidak sewenang-wenang di kampus. Persoalan yayasan jangan sampai berimbas kepada penutupan akses masuk lingkungan kampus,” pinta para mahasiswa.
🟥 Dodi Rikardo | GeberNews.com
🗣️ Mengungkap Segala Fakta