Kemenhut Didesak Seriusi Konflik Tenurial di Blok MBB1, Tanaman Masyarakat Dirusak Aktivitas PT Vale Indonesia

0
51

Morowali | GeberNews.com — Tanam tumbuh milik masyarakat di Blok MBB1, Desa Ululere, Kecamatan Bungku Timur, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, nyaris hilang seluruhnya akibat aktivitas pertambangan PT Vale Indonesia Tbk. Menyikapi hal itu, Ir. Gusti Riadi merasa geram dan mendesak Kementerian Kehutanan untuk segera turun tangan menyelesaikan persoalan tersebut sebelum memicu konflik horizontal di lapangan.

Hal itu disampaikan Ir. Gusti Riadi saat meninjau langsung serta mengambil titik koordinat sisa tanaman tumbuh miliknya di lokasi pada Sabtu (18/10/2025). Ia mengaku kecewa dan merasa diperlakukan tidak adil setelah melihat tanamannya yang hampir tak tersisa, sebagian tertimbun dan sebagian hilang akibat aktivitas perusahaan tambang nikel raksasa tersebut.

Menurut Gusti, seharusnya sebelum melakukan aktivitas pertambangan, pihak perusahaan wajib terlebih dahulu menyelesaikan hak masyarakat atas tanam tumbuh sebagaimana diatur dalam ketentuan perundang-undangan. Namun kenyataannya, PT Vale Indonesia diduga mengabaikan hal itu.

Dengan nada geram, ia menegaskan bahwa aktivitas perusahaan di Blok MBB1 sudah keluar dari koridor yang semestinya. “Tanaman kami sudah hampir tak tersisa, hilang tertimbun oleh aktivitas PT Vale. Ini sudah tidak benar. Mereka tidak bisa lagi membedakan mana tanaman yang kami tanam dan mana yang tumbuh liar dari hutan. Semua diratakan oleh alat berat sebelum ada penyelesaian,” ungkap Gusti kepada media ini.

Ia juga menyoroti surat LO Gubernur Sulawesi Tengah yang bersifat segera dan ditujukan kepada Bupati Morowali serta PT Vale Indonesia Tbk, yang secara jelas memerintahkan agar dilakukan pembayaran kerohiman atau kompensasi terhadap tanaman tumbuh masyarakat sebelum kegiatan pertambangan dilaksanakan. Namun, hingga kini, kompensasi tersebut belum diterima olehnya.

Merasa haknya diabaikan, Gusti Riadi pun mengadukan kasus ini ke Direktorat Jenderal Penanganan Konflik Tenurial Kementerian Kehutanan Republik Indonesia, agar segera dilakukan mediasi dan penyelesaian secara adil.

Dengan penuh harap, ia meminta agar Kementerian Kehutanan RI melalui Dirjen Penanganan Konflik Tenurial segera memanggil dirinya dan pihak PT Vale Indonesia untuk membahas penyelesaian atas perusakan tanaman miliknya.

“Walau kami sangat kecewa melihat tanaman kami satu per satu hilang tertimbun di depan mata, kami sebagai masyarakat kecil tetap berharap Kementerian Kehutanan memanggil kami bersama PT Vale Indonesia agar persoalan ini bisa diselesaikan dengan penuh rasa keadilan,” ucapnya.

Ia menegaskan, perjuangan mempertahankan tanaman yang diusahakan dari hasil keringat sendiri bukan sekadar tuntutan materi, melainkan bentuk harga diri. “Melihat tanaman kami digusur seolah tak bertuan, sementara masyarakat kecil sulit mendapat keadilan menghadapi perusahaan besar, maka jihad dan harga mati adalah satu-satunya jalan,” tegasnya.

🟥 Tim | GeberNews.com
🗣️ Mengungkap Segala Fakta

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini