Januari Simbolon: Opera Batak “Dalihan Natolu” dari Samosir Menggetarkan Hati Masyarakat Kampar

0
51

Kampar | GeberNews.com — Gema budaya Batak menggema hingga ke tanah Riau. Sabtu (19/7/2025), pertunjukan Opera Batak “Dalihan Natolu” yang dibawakan Sanggar Seni Budaya Sianjur Mulamula dari Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, sukses memukau dan menggugah emosi ratusan warga Kampar, Riau.

Berlokasi di Jl. Lintas Simpang Gelombang – Kota Batak KM 31, Desa Indrasakti, Tapung, acara yang dimulai pukul 16.00 hingga 23.00 WIB ini menjadi oase budaya di tengah derasnya arus hiburan modern. Tak hanya orang tua, anak-anak muda dan bahkan anak-anak turut hadir, larut dalam alur cerita dan makna dari pertunjukan budaya yang sarat filosofi ini.

Januari Simbolon, penanggung jawab kegiatan, menyampaikan rasa syukurnya atas antusiasme luar biasa masyarakat Kampar. Ia mengungkapkan betapa pertunjukan ini menyentuh hati dan membangkitkan memori budaya yang telah lama dirindukan.

“Saya sangat berterima kasih kepada Sanggar Seni Sianjur Mulamula. Pertunjukan ini begitu dalam, menyentuh, dan membawa kerinduan kami terhadap budaya Batak kembali hidup,” ungkap Januari penuh haru.

Ia menambahkan bahwa meski telah menetap di Kampar sejak 1986, baru kali inilah dirinya dapat menyaksikan langsung pertunjukan Opera Batak.

“Sudah hampir empat dekade saya tinggal di Kampar, tapi baru kali ini bisa menikmati langsung pertunjukan Opera Batak. Rasa penasaran saya terjawab, dan saya yakin banyak orang merasakan hal yang sama. Terlebih, saya sangat senang melihat semangat dan rasa ingin tahu dari generasi muda yang ikut hadir,” imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, Januari juga menyampaikan permohonan maaf kepada tamu undangan atas segala kekurangan, terutama soal konsumsi dan penyebaran undangan.

“Kami mohon maaf jika ada kekurangan dalam penyambutan. Jumlah penonton melebihi prediksi kami. Makanan dan minuman yang tersedia pun terbatas. Juga, maaf kepada yang belum sempat kami undang secara langsung. Semoga ke depan bisa lebih baik lagi,” ujarnya dengan tulus.

Ia tak lupa mengapresiasi dukungan berbagai pihak yang telah membantu terselenggaranya acara ini, antara lain TJ Group, RAM ASS, Amora Logistik, Silau Raja Musik, Pesona Studio, serta seluruh tamu undangan yang telah berpartisipasi.

Salah satu suara dari generasi muda datang dari Desi Siringoringo, seorang penonton yang merasa takjub dan tersentuh oleh makna dari pertunjukan tersebut.

“Awalnya saya tidak tahu apa itu Opera Batak. Saya sempat bertanya ke ibu, dan ibu bilang: ‘Nak, hadirlah. Itu penting agar kamu mengenal budaya kita sendiri.’ Dan ternyata benar. Saya sangat kagum. Ini pengalaman yang membuka mata saya tentang kekayaan budaya Batak,” tutur Desi mengulang nasihat ibunya.

Lebih dari sekadar hiburan, pentas Opera Batak “Dalihan Natolu” ini menjadi momentum penting dalam upaya pelestarian budaya lokal, mempertemukan lintas generasi dalam satu semangat: mencintai dan merawat identitas budaya di tengah gempuran era digital.

(Dodi Rikardo | GeberNews.com)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini