

Banyuwangi | GeberNews.com – Tragedi kecelakaan KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali pada Kamis, 3 Juni 2025 dini hari yang menelan korban jiwa menjadi pembelajaran pahit bagi pihak terkait – mulai dari KSOP, ASDP, perusahaan pelayaran, hingga instansi lain – untuk memastikan kondisi angkutan penyeberangan di lintas Ketapang-Gilimanuk tetap terjaga.

Akibat tragedi tersebut, ratusan kendaraan menjadi korban kemacetan lantaran kapal yang beroperasi hanya dua unit di Pelabuhan Penyeberangan ASDP Ketapang, Rabu (16/7/2025).
Kondisi macet total ini menyebabkan sopir truk tangki Pertamina dan sopir logistik, maupun mobil pribadi, mengalami kesulitan dalam menjalankan aktivitas yang melewati area pelabuhan penyeberangan ASDP Ketapang.
Salah satu sopir truk tangki, Yusdi Andriawan, saat diwawancarai tim awak media mengatakan kemacetan ini membuat dirinya kesulitan mendistribusikan Bahan Bakar Minyak (BBM). Hal ini bisa berdampak pada terganggunya pasokan BBM di berbagai daerah, terutama jika kemacetan terjadi pada jalur utama distribusi,” jelas Yusdi.
Yusdi menjelaskan beberapa dampak yang dirasakan sopir tangki Pertamina akibat kemacetan total di area wilayah kerja pelabuhan penyeberangan ASDP Banyuwangi di antaranya; keterlambatan pengiriman karena kemacetan parah dapat menghambat perjalanan truk tangki, menyebabkan keterlambatan dalam pengiriman BBM ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) atau lokasi lainnya. Kerugian waktu dan biaya operasional juga dirasakan, di mana waktu tempuh yang lebih lama akibat kemacetan meningkatkan biaya operasional seperti konsumsi bahan bakar dan biaya lembur. Sopir pun mengalami stres dan kelelahan karena harus terjebak dalam waktu yang lama di tengah kemacetan. Potensi gangguan distribusi BBM juga mengancam, jika kemacetan terjadi pada jalur distribusi utama, maka pasokan BBM ke berbagai daerah bisa terganggu. Tidak hanya itu, kekhawatiran keamanan turut menghantui para sopir, karena kemacetan bisa meningkatkan risiko kecelakaan atau tindak kejahatan.
Yusdi berharap pihak Pertamina memiliki prosedur tanggap darurat untuk mengatasi gangguan distribusi akibat kemacetan ini. Ia juga meminta pihak terkait seperti kepolisian, petugas Pertamina, dan security pelabuhan penyeberangan berupaya mengurai kemacetan agar pasokan BBM tetap terjaga, pungkas Yusdi.
(Tim)