Medan | GeberNews.com — Ratusan mahasiswa Universitas Darma Agung (UDA) Medan menggelar aksi demonstrasi di halaman kampus mereka di Jalan Dr. TD Pardede, Selasa (15/7/2025). Aksi ini merupakan buntut dari kisruh dualisme kepemimpinan di tubuh Yayasan Perguruan Darma Agung (YPDA), yang berdampak langsung pada administrasi mahasiswa, khususnya dalam urusan pembayaran uang kuliah.
Dalam orasinya, mahasiswa mendesak Hana Nelsri Kaban (HNK), ketua YPDA versi yang telah diblokir pemerintah, untuk segera mengembalikan uang kuliah yang telah mereka bayarkan. Mereka juga menuntut agar seluruh ruangan perkuliahan dan administrasi di kampus dibuka kembali, setelah sebelumnya dikunci dan digembok oleh pihak yayasan versi HNK.
“Uang kami dibayar ke HNK, tapi nilai kami terancam tidak masuk PDDikti karena dikelola pihak rektorat yang sah. Kami minta uang dikembalikan, jangan dibodohi kami mahasiswa,” teriak seorang mahasiswa saat aksi berlangsung.
Masalah ini bermula dari pemblokiran dua nomor AHU YPDA versi Hana Nelsri Kaban oleh Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU) Kementerian Hukum dan HAM RI. Dengan diblokirnya legalitas tersebut, seluruh kebijakan YPDA versi HNK dinyatakan tidak sah secara hukum, termasuk pengangkatan rektor, dekan, dan pegawai kampus.
Sementara itu, mahasiswa juga menyayangkan sikap Rektor UDA versi Hana Nelsri Kaban, Prof. Suwardi Lubis, dan Wakil Rektor III, Arifin Sihombing, yang tidak dapat memenuhi janji membuka ruangan perkuliahan. Aksi dialog yang sempat terjadi di Biro Rektor justru membuat mahasiswa semakin kecewa, lantaran Arifin Sihombing mengaku bukan Wakil Rektor III saat didesak mahasiswa.
Hingga berita ini diterbitkan, mahasiswa masih bertahan dan menduduki Gedung Biro Rektor UDA, menuntut pengembalian uang kuliah mereka dan pembukaan akses ruangan kampus agar kegiatan administrasi dan perkuliahan tidak semakin terhambat.
(Dodi Suara Prananta)
ps Foto:
Mahasiswa Universitas Darma Agung (UDA) Medan membentangkan spanduk dan membakar ban saat menggelar aksi demo di depan kampus mereka di Jalan Dr. TD Pardede, Selasa (15/7/2025), menuntut pengembalian uang kuliah dari Hana Nelsri Kaban serta pembukaan akses ruang kuliah yang digembok.
